Selasa, 10 Agustus 2010
Minggu, 08 Agustus 2010
LintasanSejarah Serunee Kalee
Abad VII M Islam sudah berkembang di Aceh, seorang ulama dari Persi, Syech Abdullah membawa alat musik yaitu “Serunee Kalee” untuk mengajak para masyarakat belajar ilmu agama islam.
Selanjutnya pada abad X seorang ulama besar : Syech Abdul Kadir Zaelani dari Arab / Iraq ke Aceh untuk mendampingi “Tuan Di Kandang Syech Bandar Darussalam” yang bernama Mahdum Abi Abdullah Syech Abdul Rauf Bagdadi untuk memperluas ilmu agama dan ilmu pengetahuan di Aceh dengan membawa Seni Rapa’I dan Debus asal Persia.
Serunee Kalee berkembang menjadi alat untuk penyambutan dan memuliakan tamu kenegaraan yang datang ke Kerajaan Bandar Aceh Darussalam. Serunee Kalee masih digunakan dalam acara adat-adat pernikahan, penyambutan tamu dan berkesenian di tengah masyarakat Aceh hingga saat ini.
Maestro Serunee Kalee yang selamat dari bencana tsunami Desember 2004 adalah : Ismail Sarong, Pimpinan Sanggar Putroe Ijoe Gampoung Pandee Banda Aceh.
Beliau seorang putra Aceh yang sudah melanglang buana ke manca negara untuk memperkenalkan Serunee Kale dan Seni Budaya Aceh
Selanjutnya pada abad X seorang ulama besar : Syech Abdul Kadir Zaelani dari Arab / Iraq ke Aceh untuk mendampingi “Tuan Di Kandang Syech Bandar Darussalam” yang bernama Mahdum Abi Abdullah Syech Abdul Rauf Bagdadi untuk memperluas ilmu agama dan ilmu pengetahuan di Aceh dengan membawa Seni Rapa’I dan Debus asal Persia.
Serunee Kalee berkembang menjadi alat untuk penyambutan dan memuliakan tamu kenegaraan yang datang ke Kerajaan Bandar Aceh Darussalam. Serunee Kalee masih digunakan dalam acara adat-adat pernikahan, penyambutan tamu dan berkesenian di tengah masyarakat Aceh hingga saat ini.
Maestro Serunee Kalee yang selamat dari bencana tsunami Desember 2004 adalah : Ismail Sarong, Pimpinan Sanggar Putroe Ijoe Gampoung Pandee Banda Aceh.
Beliau seorang putra Aceh yang sudah melanglang buana ke manca negara untuk memperkenalkan Serunee Kale dan Seni Budaya Aceh
Langganan:
Postingan (Atom)